Wisata singkat ke Geopark Ciletuh kala itu menjadi pengisi salah satu weekend kami di bulan Oktober. Dunkin Donut Plaza Semanggi, Jumat jam 10 malam, menjadi meeting point saya dan 9 orang lainnya. Dan perjalanan menuju Geopark Ciletuh pun dimulai ketika 2 mobil yang kami gunakan mulai meninggalkan kota Jakarta. Tujuan kami malam itu pertama kali adalah ke kota Sukabumi, untuk kemudian bertemu dengan mas Gilang dan mas Ardi, yang nantinya menjadi pemandu kami selama di Ciletuh.

Geopark Ciletuh

geopark-ciletuh

Geopark Ciletuh – Sukabumi – Jawa Barat

Jakarta ke Sukabumi ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam perjalanan. Dan setelah bertemu dengan mas Gilang dan mas Ardi di alun-alun Sukabumi, kami lalu melanjutkan perjalanan ke Ciletuh. Butuh waktu kurang lebih 3-4 jam perjalanan dari Sukabumi ke Ciletuh.

Drama malam itu adalah… cara driver membawa mobil yang membuat kami tidak bisa berkata apa-apa. Selain orangnya rada misterius – semacam susah berkomunikasi *bukan lemot yah*, adalah keajaiban kalau selama kariernya sebagai driver tidak langganan keluar masuk rumah sakit. Semoga selalu dilindungi Tuhan di jalan ya pak… 😆 *amen* – padahal di itinerary-nya kami dijanjikan transportasi ala ratu dan pangeran Inggris, hahahaha.. *peace broh!

Sabtu pagi jam 7 tibalah kami di rumah yang akan menjadi tempat tinggal selama weekend trip di Ciletuh. Istirahat sebentar untuk sekadar meluruskan badan plus sarapan nasgor, setelahnya kami siap mengeksplore Geopark Ciletuh hari itu! 🙂

selamat-pagi-dari-ciletuh

Suasana pagi di hutan kering di Ciletuh.

Obyek Wisata Geopark Ciletuh

Hasil dari googling sana-sini, saya pikir obyek wisata di Geopark Ciletuh itu hanya berupa air terjun alias curug dan juga view point di atas bukit, tapi ternyata obyek wisata di Ciletuh ini cukup komplit lho! Mulai dari pantai, beberapa air terjun (curug), pemandangan bukit – tebing – sawah yang indah, hingga trekking menuju menuju view point di puncak Darma. Semua obyek tersebut bisa ditemui di Geopark Ciletuh ini. Sebuah lokasi yang bisa dijadikan pilihan weekend getaways nih, komplit! 😉


Teluk-Pantai Ciletuh

teluk-pantai-ciletuh

Teluk Pantai Ciletuh Geopark, Sukabumi

Wisata kami di Geopark Ciletuh dimulai dari mengunjungi pantai atau teluk Ciletuh. Saya belum banyak main-main ke Indonesia Timur, tapi kesan pertama saya ketika melihat pemandangan bukit dari pantainya, saya merasa tidak berada di pulau Jawa! Rasanya seperti di Flores atau Nusa Tenggara begitu…, cmiiw yah karena saya belum pernah ke dua tempat tersebut, atau mungkin ada yang mau ngajakin? *pesan sponsor* 😀

Yang bisa dilakukan di sini tentunya main-main air di pantai ya, meskipun ketika kami di sini belum basah-basahan. Aktivitasnya ngapain aja? Ya apa lagi selain foto-foto, hahaha…


Curug Cimarinjung

Setelah ‘pemanasan’ di pantai yang memang terasa panas, kami melanjutkan ke curug Cimarinjung. Kondisi masih sepi!! Jadi kami 1 rombongan bisa main-main air di sini. Kalau bagi saya, di sini sih wajib basah ya! Airnya adem dan seger banget di badan, apalagi kalau kita main-main di bawah air terjunnya, enyakkk!!

Ada bagian yang cukup dalam, ada yang dangkal juga. Kami main air dan berenang di sana sih aman-aman saja ya, tapi tetap perlu waspada ya guys! 🙂

curug-cimarinjung-ciletuh-geopark

Salah satu tebing di sekitaran Curug Cimarinjung – Geopark Ciletuh


Curug Sodong

Setelah dari curug Cimarinjung, rombongan kami sempat balik ke homestay untuk makan siang sambil istirahat sebentar. Dari rencana jam 3 sore berangkat ke Curug Sodong, eh tidur siangnya bablas dong sampai jam 4an. Ini mah trip hore-hore lah!! hahahah…

OK, curug kedua yang kami datangi adalah Curug Sodong. lagi-lagi karena kondisi kering, yang kami dapati di Curug Sodong ini bukannya air terjun yang deras, tapi semacam air netes saja. 😀 Kecewa? Enggak sih.., karena kami tetap mendapat pemandangan tebing berwarna coklat yang berdiri megah di hadapan kami. Ada kesan ‘wow’ ketika saya melihat tebing di Curug Sodong ini.

Curug Sodong, Geopark Ciletuh, Sukabumi

Curug Sodong, Geopark Ciletuh, Sukabumi

Di bagian bawah tebing tersebut, ada semacam goa yang bisa kita masuki dengan cara menembus air terjun. Seharusnya begitu kalau memang air terjunnya deras. Tapi karena airnya cuma netes, jadi hikmahnya kami bisa main-main ke goa tanpa basah. Everything happens for a reason lah ya… *sok bijak*

sunset-di-curug-sodong

Sore hari menjelang matahari terbenam di Curug Sodong

Di sini kami tidak lama, mungkin hanya sekitar setengah jam saja karena kami berencana mengejar sunset meskipun akhirnya gak terkejar juga! Hahaha… Kami hanya bisa melihat matahari terbenam dari dalam mobil yang terus berjalan balik menuju ke homestay. Entah kenapa matahari di sini tampak lebih bulat dan lebih besar, kece! 😀


Puncak Darma

Karena sudah gagal mendapatkan pemandangan sunset, akhirnya kami bertekat bulat di hari Minggu paginya tidak boleh ketinggalan sunrise. Jadi, pagi-pagi buta jam 4an kami sudah berangkat dari homestay demi menuju Puncak Darma.

Jalanan yang menanjak dan berbatu-batu membuat akhirnya mobil kami ‘menyerah’, dan kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Kami sendiri malah berasa serem sendiri lihat mobil minivan begitu dipaksa naik ke jalanan yang cukup ekstrim. Ya sudah lah ya, daripada daripada.

Butuh waktu kurang lebih 1 jam berjalan kaki / trekking menuju ke Puncak Darma. Dengan kondisi yang gelap gulita, kami hanya mengandalkan senter dari HP, berjalan terus naik-naik ke puncak bukit. Capek? Pastilah! Tapi rasa capek tersebut terbayar koq setelah sampai puncak. 🙂 Lagi-lagi saya dibuat kagum dengan pemandangan matahari di sini, terlihat bulat sempurna! 🙂

puncak-darma-ciletuh-geopark

Pemandangan Ciletuh dari Puncak Darma.

Dari Puncak Darma ini akan terlihat pemandangan garis pantai atau teluk Ciletuh dari atas. Tentunya dengan bonus pemandangan bukit-bukitnya yang tidak kalah menarik. 😉


Curug Awang

Setelah dari Puncak Darma, kami kembali ke homestay untuk sarapan dan packing sekalian. Tanpa berlama-lama, kami ‘check-out’ dari homestay dan lanjut perjalanan ke Curug Awang. Dari beberapa curug yang sempat kami kunjungi, menurut saya Curug Awang ini lah yang paling menarik, meskipun yang lainnya juga bagus dan punya keunikan masing-masing. Ini preferensi pribadi lho ya, hehehe..

Memang sepertinya dari fasilitas dan infrastruktur yang disediakan, Curug Awang ini lah yang terlihat paling disiapkan. Terlihat dari adanya lahan parkir, jalan menuju curug yang sudah di-conblock, hingga adanya kamar mandi umum (meskipun cuma 1 biji doang).

Meskipun dari sisi fasilitas sudah paling lumayan, untuk turun dari atas ke bawah menuju curug-nya, jalanannya agak ekstrim. Belum tersedia tangga (semi) permanen begitu. Masih berupa tanah berbatu-batu yang cenderung licin. Berasa seperti naik – turun gunung gitu. 😀 Ada tali yang bisa dijadikan pegangan di salah satu sisi, tapi tetep perlu ekstra hati-hati yah!

sawah-di-curug-awang

Pemandangan Sawah dengan hiasan batu-batu besarnya

curug-awang-ciletuh-geopark

Curug Awang, Geopark Ciletuh, Sukabumi

kolam-air-curug-awang

Kolam Air di Bawah Curug Awang

Curug Awang ini seringkali dianggap semacam air terjun Niagara bentuk mini, karena bentuk tebingnya yang memanjang. Kalau debit airnya tinggi, sudah pasti akan membentuk air terjun di sepanjang tebingnya, jadi dianggap seperti Niagara. Banyak obyek yang bisa kita nikmati di sini, seperti hamparan sawah hijau dengan hiasan batu-batu besar di antaranya. Melihat batu-batu besar tersebut mengingatkan saya akan pemandangan batu-batu kuno di Toraja. 🙂

Selanjutnya, kita bisa menikmati curug ini dari sisi atas tebing maupun bawah. Di bagian bawah kita bisa bermain air di bawah air terjun atau juga berenang-renang. Perlu diketahui, kolam air di curug Awang ini cukup dalam…, jadi hati-hati yaa…! 😀 Nah, di bagian atas, sudah tentu kita juga bisa menikmati pemandangan kolam air dari sisi atas tebing. Lagi-lagi, jangan becanda-becanda di atas tebing sini ya, kalau jatuh bisa jadi rempeyek!

Pemandangan curugnya sendiri? Batu-batu besar menghiasi nyaris di sekitar tebing dan air terjunnya. Keren lah. 😀

Pose di Curug Awang

Pose di Curug Awang – Foto : Theo

gaya-di-bawah-air-terjun

Bisa gaya ala boyband di bawah air terjunnya! 😀 – Foto : Gilang

Apa wajib basah juga di sini? Pasti! Main-main di bawah air terjunnya bisa jadi terapi tersendiri, meluruhkan seluruh daki dan dosa kalau perlu, hehehe…

Selesai dari Curug Awang, setelah mandi-membersihkan badan, kami langsung bergegas pulang ke Jakarta, karena besok harinya alias Senin kan harus kerja lagi *ya iyalah* Nah, untuk makan siang hari Minggu itu, kami makan di sebuah warung makan yang terletak di tebing Panenjoan. Pemandangannya adalah situs Geopark Ciletuh dari ujung ke ujung! Karena didukung kondisi sedang kering, otomatis yang terlihat bukan hamparan alam berwarna hijau melainkan berwarna coklat. Kala itu, saya sih merasa seperti melihat pemandangan alam di daerah Texas yang banyak cowboy-nya gitu, ala-ala film Hollywood. #radalebay Hahaha…

view-ciletuh-dari-puncak-darma

Yang ini pemandangan bukit-bukit di Ciletuh, masih dari Puncak Darma


Pasar Malem!

Beruntunglah kami, malam minggu di Ciletuh bisa diisi dengan main-main ke pasar malam yang kebetulan sedang diadakan di sana. 😀 Kalau tidak ada pasar malam, mungkin malam minggu kami akan menjadi kurang berwarna. #tsahh Sepertinya saya sudah lupa kapan terakhir berkunjung ke pasar malam begitu, hehehe…

Suasana malam itu jelas seperti riuh renyah ala pasar malam. Ramai dengan pengunjung dan pedagang berkumpul jadi satu. Kami jadi semacam (sok) orang kota namun bertingkah norak di suatu desa. Mau apa-apa foto dulu, mau mulai sebuah permainan foto-foto dulu, sampai akhirnya menang sebuah permainan dengan hadiah 1 botol Big Cola aja sudah teriak-teriak paling kenceng. 😆 kalau disebut ‘kampungan’ kayanya kok enggak pantes, lah orang-orang kampung situ aja gak gitu!

main-di-pasar-malem

Hore-hore bergembira di Pasar Malem Ciletuh 😀

pasar-malam-ciletuh

Naik wahana Ombak Banyu. HTM : 5,000 IDR / orang 😀

Selain jajan arumanis, cimol, martabak-martabakan, dsb, kami sempet menjajal wahana permainan Ombak Banyu. Lumayan lah buat memompa adrenalin. Satu lagi, selama kurang lebih 2 jam di sana, sempat mati listrik dong di pasar malam. Otomatis suasana jadi gelap gulita untuk sesaat. Untung enggak lama sih, hanya beberapa detik saja, tapi sudah berhasil membuat suasana lebih rame, hahaha… 😀

gaya-di-curug-cimarinjung

and the travelers are : Theo, Chocky, Bulan, Dee, Sandos, Dipi, Noven, Adie, Ulle, Onal


Tips & Trik

  • meskipun waktu itu kami menggunakan mobil mini-van begitu, perlu dipertimbangkan juga dengan faktor kenyamanan dan keamanan. Jalanan di sekitar Ciletuh ini masih jelek, berbatu-batu.
    Bukan rusak ya jalannya, memang belum diaspal.
  • kalau bawa mobil, jangan lupa bawa ban serep!
  • kalau memang mau trekking pagi-pagi buta, jangan lupa bawa senter (dari HP juga cukup sih, selama battery-nya masih dan HP-nya ada senternya #ehh 😀 )
  • masih terkait trekking, pastikan bawa alas kaki yang nyaman dan enggak licin buat jalan di jalanan berbatu dan pasir
  • kalau kondisi kering, enggak ada salahnya bawa masker, karena selama trekking lumayan banyak debunya. saya waktu itu enggak sengaja bawa karena sebelumnya saya naik ojek trus maskernya masih terselip di saku jaket 😀
  • sinyal seluler di sini yang OK adalah Indosat
  • jangan buang sampah sembarangan, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak
  • jangan coret-coret tebing ya… awas kalau iya, nanti disumpahin jadi kodok 😆