“Ctak! Ctak! Ctak!” Begitu bunyi suara sabuk pengaman dilepaskan bersaut-sautan dari segala penjuru kabin pesawat, tepat ketika roda pesawat baru saja menyentuh landasan pacu bandara Kathmandu, Nepal. Di saat pesawat masih melaju cukup kencang, orang-orang langsung sibuk berdiri dan akan membuka penutup bagasi kabin.

Dengan sigap pramugara dan pramugari langsung ikut berdiri sambil berteriak “Sit down, please, Sir!” Dengan suara yang cukup lantang, para awak kabin tersebut terlihat berusaha ‘menenangkan’ para penumpang yang seolah sudah tidak sabar untuk segera berdiri dan keluar dari pesawat (padahal pesawat belum berhenti!).

Kita yang cukup surprise dengan pemandangan seperti itu, cuma bisa tolah-toleh satu sama lain. Melongo, bingung campur geli menjadi satu. Hahaha… Welcome to Nepal, guys!! 😀

welcome-to-Nepal

kelar foto-foto di sini, diusir sama petugas bandara :))


Namaste Nepal!
   *sambil goyang-goyang kepala*

Memiliki kesempatan traveling di Nepal selama lebih kurang 1 minggu, membuat saya banyak merasakan pengalaman unik dan seru. Kejadian di pesawat yang saya ceritakan di awal baru satu contoh dari sekian banyak cerita yang saya dapatkan di sana. Mungkin tidak akan bisa ditampung semua, tapi di post ini saya coba berbagi cerita beberapa pengalaman unik yang saya rasakan selama traveling di Nepal. Untuk detail cerita lainnya bisa dibaca di post-post berikutnya tentang Nepal yakk… 😀

holy-man-in-nepal

Sadhu alias Holy Men di Nepal (yang tengah Holy juga, Holy-nya halan-halan)


Aku Waktu Tak Biasa

Mengalami perbedaan waktu dari kota asal kita itu sudah biasa lah ya, apalagi kalau kita perginya cukup jauh. Beda waktu 1 jam, 3 jam atau bahkan 12 jam mungkin bukan hal yang aneh. Bagaimana kalau beda waktunya hingga satuan menit? 😀

Nepal merupakan negara dengan satuan waktu GMT+5:45, artinya waktu di Jakarta lebih cepat 1 jam 15 menit (GMT+7:00). Saat di Jakarta jam 7 pagi, di Nepal waktu menunjukkan 5.45 pagi. Kok aneh? Ya memang begitu adanya 😀 Kenapa? Bisa coba baca penjelasan singkat di sini ya.


Ada Susu ada Keju, Kota Kathmandu Kok Berdebu

Kesan pertama melihat kota Kathmandu adalah… kering dan berdebu sekali! Terlihat sepertinya kota Kathmandu ini sedang melakukan pembangunan besar-besaran. Perbaikan jalur pejalan kaki, perbaikan jalan raya, dsb menjadi pemandangan yang biasa kala itu. Sejauh mata memandang pun tidak tampak ada bangunan yang cerah, yang ada kusam seperti akibat debu yang luar biasa banyak, terlebih yang ada di pinggir-pinggir jalan raya. Tak sedikit pula orang-orang berlalu lalang menggunakan masker di sini.

Sebenarnya tidak semua bagian kota Kathmandu sangat berdebu begitu. Di bagian timur dari Kathmandu, terlihat kotanya cukup bersih dan rapi. Waktu itu sih dibilang karena pembangunan di daerah timur sudah selesai. Beruntunglah kami memilih tinggal di pusat wisata kota Kathmandu di dekat Thamel Area, daerah yang memang sedang banyak dibangun dan dirapikan. 🙂

** Kathmandu adalah ibukota negara Nepal, catet!

kathmandu-berdebu

Ini enggak di-efek, kotanya emang ‘gusem’ – ‘kusam’ gitu. Hahaha


Sapi Goler-goler

Jangan heran kalau lihat sapi goler-goler tidur-tidur cantik di tengah jalan raya. Iya, di tengah jalan raya! Secara otomatis para pengguna jalan akan menghindari sapi tsb. Tau sendiri kan kalau Sapi merupakan hewan yang dianggap suci pada ajaran agama Hindu? Nah, di Nepal ini sendiri Hindu merupakan agama terbesar penduduknya. Jadi cukup masuk akal kan kenapa-kenapanya? 😀

Bahkan ekstrimnya, sepertinya lebih aman sapi yang ada di tengah jalan daripada manusia itu sendiri. Watch-out!


Anjing!

Selain sapi, binatang lain yang lazim kita temui di Nepal adalah Anjing. Entah kenapa, sepertinya orang-orang Nepal ini demen banget memelihara anjing. Meskipun kalau saya lihat tidak semuanya anjing-anjing tersebut merupakan hewan peliharaan yang dipelihara. Di jalan-jalan, atau di kuil-kuil, kondisinya banyak yang kurang menyenangkan. Bisa keliatan dari sorot mata anjing-anjing tersebut, nampak kurang bahagia *halah

anjing-anjing-di-kuil-di-kathmandu


SIM Card

Siapa sangka, untuk membeli SIM Card di Nepal itu enggak segampang beli SIM Card di Indonesia. Meskipun negara ini masuk ke dalam daftar negara miskin, jauh dari kata modern dan canggih, urusan beli SIM Card perlu didaftarkan secara benar dan serius. Untuk membeli sebuah SIM Card kita perlu mengisi form dulu, membawa kartu identitas / paspor dan difotokopi, diregister dulu, baru diaktifkan. Butuh waktu kurang lebih setengah jam lho! Kebayang kan kalau belinya ramean, ya sudah beberapa jam waktu di sana perlu diikhlaskan ngurus SIM Card.

Yang aneh adalah…, kalau dilihat penetrasi smartphone di Nepal ini masih kurang ya. Kebanyakan masih menggunakan HP jadul yang game-nya paling cuma ‘snake’ begitu. Sepertinya memang paket data (koneksi internet) di sana lebih disiapkan untuk turis daripada penduduk lokalnya. Kecepatannya? Koneksi 3G di sana cukup OK koq! 😀

Mending siapin fotokopian paspor dari Indonesia. Kenapa? Coba cek detailnya masalah beli SIM Card ini di post kak Bulan di sini yaa.. 🙂

proses-beli-sim-card-NCell-di-Nepal


Klakson Jebol

Kebisingan suara klakson akan menjadi pengalaman sehari-hari di kota Kathmandu. Suka tidak suka, memang begitu adanya. Seolah-olah mencet tombol klakson itu sudah jadi 1 paket dengan menginjak pedal gas atau rem. Tan-tin-tun tan-tin-tun. Sabarrrr… 😀


Taxi

Masih dari sisi lalu lintasnya, di Nepal mobil-mobil taxi-nya menggunakan merk Suzuki jadul. Isinya cuma 4 orang. Untunglah waktu itu kami pas pergi ber-4, jadi isinya pas. Satu orang duduk di depan di samping driver, tiga orang duduk di kursi belakang. Pas! (kalau diisi berempat untuk di belakang, kayanya bakal gak nyaman banget, apalagi kalau perjalanan jauh)

contoh-jalanan-di-kathmandu

ini bukan taxi tapi mobil carteran yang kami sewa. Kami harus turun ketika lewat jalanan begini. 😀


English Bagus

Meskipun bahasa utama Nepal adalah bahasa Nepali, tapi penguasaan bahasa Inggris di Nepal ini cukup membuat saya kagum. Rata-rata bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Meskipun sudah nenek-nenek dan tidak tinggal di kota, rata-rata mereka tetap ngerti berbahasa Inggris, meskipun pasif. Mungkin karena Nepal ini termasuk negara yang hidup dari sektor pariwisata, jadi rata-rata pada ngerti bahasa Inggris. Mungkin lho ya..


Seragam Sekolah Keren

Cukup kaget juga melihat anak-anak sekolah di sini, seragam-nya keren lho! Ala-ala Harry Potter atau kalau di Indonesia mungkin macam seragam sekolah yang ada di sinetron-sinetron itu. Baju berkerah dan celana seperti seragam sekolah, tapi di sini rata-rata menggunakan cardigan atau blazer sebagai lapisan bajunya, tidak lupa dasi juga. Kece! 😀

pelajar-kathmandu-nepal

terimakasih masbro Anggaditya untuk foto ini, dapet aja foto beginian 😀


Minggu Bukan Hari Libur

Hari pertama berkesempatan keliling kota Kathmandu adalah di hari Minggu, dan cukup bingung juga kenapa di jalanan tampak banyak sekali anak-anak berseragam sekolah. Ternyata…, hari libur di Nepal itu hanya hari Sabtu setiap minggunya, jadi hari kerjanya adalah Minggu s/d Jumat. 😀 Selain sekolah, ketentuan hari libur ini juga digunakan di kantor-kantor di sana.

Agak aneh sih ya.., tapi gimana lagi, namanya juga sebuah negara pasti punya aturannya masing-masing. Hehehe..

kiri-atau-kanan

Belok Kanan atau Kiri Belok, bingung gak lo?? 😆

OK, sementara ini dulu post pembuka cerita-cerita di Nepal. Tungguin post-post lain tentang Nepal yakk.. 😉

Happy Traveling!  #janganlupapiknik