Dalam post kali ini saya akan sedikit berbagi mengenai itinerary alias jadwal perjalanan ketika saya melakukan perjalanan ke New Zealand alias Selandia Baru. Oh ya, di blog ini saya menggunakan terminologi New Zealand (NZ) daripada Selandia Baru seperti yang sudah saya tulis di post ini ya. Itinerary Wew Zealand ini disusun kami sendiri, saya bersama teman-teman yang ikutan dalam trip ke New Zealand beberapa waktu lalu. Kali aja ada yang lagi butuh dan cari-cari inspirasi, hehehe… 🙂

Pegunungan-di-New-Zealand

– New Zealand –


Sekilas Mengenai New Zealand

Sebelum bicara mengenai itinerary detailnya, supaya ada gambaran dan ‘pemanasan’ tentang New Zealand, tidak ada salahnya kita bahas sekilas mengenai New Zealand yah.. 🙂

  • New Zealand memiliki 2 pulau utama, North Island dan South Island alias Pulau Utara dan Selatan. Sudah, namanya gitu doang, gak ribet.. hehehe..
  • Mana yang lebih indah? Kalau dari pengalaman saya sih, saya pilih South yahh, mungkin karena saya sempat merasakan road trip di South Island sehingga lebih punya waktu dan pengalaman dalam membelah alam New Zealand
  • Pernyataan di atas tidak berarti North Island jelek lho. Justru New Zealand ini sepertinya menjadi pengalaman pertama saya di mana saya merasa seluruh pelosok dan sudut negara ini tidak pernah gagal membuat saya terpesona. Asal lempar batu aja sepertinya bakal jatuh ke daerah yang indah 😀
  • Mata uang yang digunakan adalah NZD alias New Zealand Dollar, kurs-nya setara kurang lebih 9 ribu IDR
  • Untuk masuk ke New Zealand dibutuhkan Visa kunjungan yang perlu diurus sebelum keberangkatan (bukan berupa Visa on Arrival), biayanya sekitar 1,5 juta IDR
New Zealand Arrival Card

New Zealand Arrival Card

  • Jaringan Seluler di sana berbasis GSM, handphone yang banyak beredar di Indonesia bisa banget digunakan di sana
  • Terdapat perbedaan waktu 4 atau 5 jam antara Jakarta (WIB) dengan Auckland, dengan Auckland berada 4 atau 5 jam lebih cepat daripada Jakarta. Kenapa 4 atau 5 ? Karena di New Zealand menerapkan sistem Daylight Saving Time
  • Colokan listrik berupa 3 colokan pipih miring, jadi dibutuhkan colokan listrik universal
  • Bahasa yang digunakan sebagai komunikasi utama jelas bahasa Inggris, tapi kental dengan aksen atau pengucapan ala Australian English. Contoh : ‘Siven Dollar’ = ‘Seven Dollar’, ‘Two Bid Rooms’ = ‘Two Bed Rooms’. Saya yang bahasa Inggris-nya pas-pasan jadi makin sering gagal paham di sana, hahaha… perlu mikir dulu ente ngomong apaan 😆
  • Untuk 1x makan besar dan minum kurang lebih butuh duit 10-30an NZD, semua tetep tergantung tempat makan pilihan kita ya. Burger atau Hotdog ada sih yang berkisar 5-8 NZD per porsinya, kalau plus minum ya tetep aja butuh 10an NZD 🙂
  • Porsi makanan di sini cukup luar biasa, kalau mau ngirit sih bisa coba pesen 1 porsi dulu untuk berdua, kalau kurang baru deh order lagi, nambah. Atau.., ketika makan malam ada sisa, minta saja dibungkus, lumayan buat sarapan besok paginya, ngirittt.. hahaha…
auckland-di-malam-hari

Sepi! Suasana kota Auckland sekitar jam 9 malam 😀

  • Kalau menurut banyak sumber sih dibilang jumlah hewan ternak di New Zealand lebih banyak daripada jumlah manusianya. Jadi jangan heran kalau suasana kotanya cenderung sepi, tidak banyak manusia seperti Jakarta atau kota-kota lain di Indonesia, atau pulau Jawa khususnya, sumpekk 😆
  • Kondisi kota jam 8 malam sudah sepi, banyak toko sudah tutup pula. Keramaian hanya terlihat di beberapa sudut kota yang memang pusat keramaian seperti bar misalnya
  • Meskipun jumlah hewan ternak lebih banyak, bukan berarti di sudut-sudut kota gampang ditemui domba atau sapi yah, hehehe… Kita akan banyak menemui kawanan hewan ternak di daerah desa-desa yang menghubungkan antar kota-kota besar di New Zealand
  • Selain pariwisata, penggunaan New Zealand sebagai lokasi syuting film juga menjadi salah satu pendukung penghasilan negara ini. Sudah tentu tau kan ya salah satu film terkenal yang syuting di sini adalah Lord of The Rings.

Ternyata New Zealand itu lumayan jauh dari Indonesia lho. Hal tersebut baru saya sadari ketika merasakan cukup lamanya penerbangan menuju Auckland, kota metropolitan terbesar dan merupakan mantan ibukota negara New Zealand. Saya berangkat dari bandara Changi, Singapura menuju Auckland perlu transit 1 kali di Melbourne, Australia.
Singapura – Melbourne ditempuh dalam waktu nyaris 8 jam. Dari Melbourne ke Auckland ternyata ‘masih’ membutuhkan waktu kurang lebih 3,5 jam penerbangan. Padahal Melbourne itu sendiri sudah berada di pinggiran bagian tenggara benua Australia. 😀

Itinerary New Zealand Trip

OK, untuk jadwal perjalanan atau itinerary di bawah adalah untuk (nyaris) tujuh hari efektif di New Zealand, di luar hari perjalanan dari / ke Indonesia. Karena pesawat saya ke Melbourne (transit pertama) berangkat dari Changi, Singapura, jadilah saya harus transit 2x di Singapura dan Melbourne sebelum menuju ke Auckland, New Zealand. Untuk perjalanan berangkat atau pulang dari Auckland ke Jakarta sudah pasti butuh diiklaskan 1 hari sendiri. 🙂

Untuk jumlah kotanya, saya meng-exclude Auckland ya, karena saya sendiri tidak begitu banyak melakukan aktivitas di kota tsb.

the-team-NZ-trip

Eriek – Chocky – Rizka – Kay – Kiki

0 Hari
0 Kota
0 Pulau

Secara garis besar itinerary saya waktu itu adalah sebagai berikut :

Hari Tujuan / Kegiatan
1 Tiba di Auckland, bermalam di Ibis Budget Hotel yang berjarak 20-30 menit berjalan kaki dari bandara. Berusaha menikmati sisa-sisa suasana malam di Auckland
2 Penerbangan pagi Christchurch, South Island. Sewa mobil di Christchurch dan memulai city tour. Siang-sore hari memulai road trip dan bermalam di Lake Tekapo
3 Melanjutkan road trip dari Lake Tekapo ke Lake Pukaki, lanjut ke Queenstown, mampir untuk makan siang di Queenstown dan melanjutkan road trip dan bermalam di Lake Te Anau
4 Masih di seputar Lake Te Anau, wisata ke Milford Sounds pagi harinya dan Glowworm Cave Tour pada malam harinya
5 Road trip kembali ke Queenstown dan pada sore hari melanjutkan perjalanan udara ke Wellington
6 Berkeliling sekitar kota Wellington dan malam hari menggunakan bus berangkat ke Rotorua
7 Sampai di Rotorua pada dini hari, berusaha merem lama sebentar, pada pagi harinya mengikuti Hobbiton Tour hingga sore hari. Malam harinya menggunakan bus menuju ke Auckland, bermalam di bandara Auckland, trus besok paginya pulang deh.

Taxi ber-argometer Kuda Jingkrak

Malam pertama kami sampai di Auckland, selesai check-in di hotel kami berencana langsung menuju ke Auckland Tower dan mencicipi suasana malam di pusat kotanya. Dari Ibis Budget Hotel kami dengan PD-nya menggunakan taxi menuju Auckland Tower. Ketika buka pintu sih tarif yang tertera di argometer cuma 1,5 NZD. Murah lah ya apalagi kami ber-4. 😀

Ehh.. ternyata selama perjalanan argometer taxi menunjukkan perubahan yang sangat cepat bertambah. Kami yang tidak tahu masih seberapa jauh jarak ke Auckland Tower cuma bisa bengong dan berusaha mengerem laju argo taxi dengan ilmu kebatinan. $40… $50… $60… dst hingga akhirnya sampai juga di Auckland Tower dan argometer menunjukkan tarif yang harus kami bayar adalah sebesar $80++ 😆 gila dahh, ini mah argonya bukan argo kuda biasa, tapi kuda jingkrak atau kuda liar, hahaha… untung kami 1 taxi ber-4 dan temen-temen jalan saya tajir-tajir! #hasek hahahaha….

Belum genap 24 jam di sana, kami sudah langsung merasakan ‘mahalnya’ New Zealand. hahaha… #syok

Untuk balik ke hotelnya, kami memilih menggunakan bus dengan tujuan ke bandara dengan tarif sekitar 16 NZD per / orang. Lebih murah lah ya… tapi memang konsekuensinya kami harus berjalan kaki (lagi) dari Bandara menuju hotel. Gak papa lah ya, daripada jantungan, hahaha…

Oh iya, driver bus ke bandara ini sempat menanyakan dari mana asal kami. Dan ketika kami menjawab ‘Indonesia’ si driver langsung menyapa Halo, Apa Kabar? Wow…, cukup surprise juga dia tau cara menyapa dalam bahasa Indonesia. 😀

OK, untuk itinerary dan sekilas tentang New Zealand sampai di sini. Untuk detail catatan perjalanan saya, tunggu di post-post yang akan datang ya… 😀