Perjalanan dari Lembah Harau menuju ke Danau Maninjau kurang lebih membutuhkan waktu 3 jam perjalanan, di mana kami sempat melewati kota Bukittinggi. Sempat berhenti sebentar di Bukittinggi untuk sekadar mengisi bensin (baca : makan).  Bicara Danau Maninjau, pasti kita akan bicara juga mengenai Kelok 44-nya. Apa itu Kelok 44? Kelok 44 merupakan jalan akses menuju Danau Maninjau yang berkelok-kelok begitu… nah, jumlahnya ada 44 kelokan.

Kalau melewati jalan Kelok 44 ini ga usah iseng ngitungin ada berapa kelok ya… Hahaha… Di setiap kelokannya juga ada angka yang menunjukkan kita berada di kelok berapa. ;P Kelok 44 dimulai dari atas bukit dan mulailah jalan berkelok-kelok menuruni bukit hingga kelok 1 (atau kelok terakhir). Dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menitan untuk melewati 44 kelok ini. Selain itu tentunya dibutuhkan driver yang pengalaman dan tau adat setempat. Sepertinya driver-driver sudah sangat paham dengan aturan yang berlaku di kelok 44 ini, yaitu dalam hal toleransi memberi jalan bagi kendaraan yang datang dari awah berlawanan, terutama pada bagian kelok-kelok jalan. nice!
Danau Maninjau

Kami melintasi Kelok 44 pada saat sore hari dan matahari mulai perlahan terbenam. Pertama kali melihat Danau Maninjau sore hari itu, pemandangannya superb!! Berasa melihat gambar wallpaper di depan mata. Paduan warna keemasan khas matahari terbenam, dipadu dengan kabut yang menutup tipis bukit-bukit sekitar danau. Selain itu awan-awan pun terlihat rendah dan “menembus” bukit-bukit tersebut. Keren lah!

Setelah puas berkelok-kelok menuruni bukit, sampailah kami di pesisir Danau Maninjau, dan langsung cari penginapan. Berdasarkan rekomendasi dari internet, kami memilih Hotel Maninjau Indah, di sini lah kami di-drop si abang driver. Hari juga sudah gelap, jadi ga sempet survey-survey penginapan lain di sekitar. Awalnya kami khawatir gak dapet penginapan, karena mencoba cari-cari informasi di internet, tapi sepertinya informasi penginapan di sekitar danau Maninjau masih cukup minim. Begitu keesokan paginya, ternyata di sepanjang jalan pesisir danau cukup banyak penginapan-penginapan lain juga. 🙂

Danau-Maninjau-Sumatera-Barat

Danau Maninjau saat matahari terbenam

Danau-Maninjau-Sumatera-Barat

Danau Maninjau saat matahari terbenam

Danau-Maninjau-dan-Rumah-Adat

Rumah adat di Danau Maninjau – View Point paling populer di internet nih 😀

Puncak Lawang

View Point dari Danau Maninjau salah satunya adalah Puncak Lawang, yang lokasinya berjarak lebih kurang 40 menit dari bawah (kelok 1). Lagi-lagi perlu “melahap” habis kelok 44 dan melanjutkan menuju ke bukit di mana Puncak Lawang berada. Kami berangkat dari hotel sekitar jam 6 pagi dan lagi-lagi mencarter mobil seharga 50 ribu / orang untuk diantar ke Puncak Lawang PP. Itungannya mahal sih… tapi gimana lagi karena tidak adanya pilihan transport lain :hammer:

Kondisi pagi itu sedikit mendung, dan tidak jarang juga tau-tau hujan gerimis turun. Kondisi yang mendung tersebut membuat foto-foto jadi susah karena jadi berasa gelap :nohope: *curhat* Meskipun mendung, tetep ga mengurangi keindahan pemandangan Danau Maninjau koq! Ketika di atas, kita akan disuguhi pemandangan alam yang cantik dan menyegarkan mata. Awan-awan berasa sangat dekat dengan bukit di mana kita berdiri, dan rasanya pengen banget ngerasain megang awan (masih obsesi) hahaha… Hutan pinus terdapat di dekat bukit di mana kami berdiri, lengkap dengan kabut tebal yang nyelip menyelinap di antara pepohonan. Rasanya enak banget kalo bisa menikmati pemandangan tersebut sambil nongkrong ngopi-ngopi gitu. 😀

Puncak-Lawang-Maninjau

PUNCAK LAWANG – Danau Maninjau

Danau-Maninjau-dari-Puncak-Lawang

Pemandangan Danau Maninjau dari Puncak Lawang

Pemandangan-Puncak-Lawang

Kabut dan Pemandangan Hijau di mana-mana! – Puncak Lawang, Danau Maninjau

Hotel Maninjau Indah

Kami memilih kamar dengan view menghadap ke danau. Jangan berharap yang gimana-gimana view-nya, ya cuma keliatan ada air di depan mata dan bukit-bukit di jauh sana. Toh kalau menurut saya, namanya wisata danau itu pemandangannya jauh bisa lebih dinikmati kalau kita melihat dari atas / view point nya. 😀

Tarif kamar 400,000 IDR isi 3 bed dengan fasilitas standar kamar mandi, TV 14”, kipas angin, plus sarapan. Sistem sarapan di sini bukan prasmanan. Kita harus memesan dulu dari beberapa pilihan yang ada dan makanan baru dimasak setelahnya. Saya pilih menu standar saja, yaitu Nasi Goreng! Sarapan sambil menatap danau Maninjau… 😀

Hotel-Maninjau-Indah-kamar

Kamar Hotel Maninjau Indah – 400 ribu IDR / malam (3 bed)

Hotel-Maninjau-Indah-restoran

Restoran di Hotel Maninjau Indah

Danau-Maninjau-03

Pemandangan di Restoran tepat di depan meja makan 😀

Hotel-Maninjau-Indah-view-dari-kamar

View dari kamar – hotel Maninjau Indah

Selesai sarapan, kami mulai bergegas untuk check-out dan melanjutkan perjalanan kembali ke kota Padang, tapi sebelumnya kami mau mampir dulu di Danau Singkarak. 🙂