Perjalanan ke Padang atau Sumatera Barat ini, di mana saya dan 2 orang travel mate berangkat pada hari Sabtu, 12 Okt 2013, menjadi pengalaman pertama saya naik Citilink. Nah, sesampainya di Terminal 1C bandara Soekarno Hatta, begitu masuk mau check-in langsung syokk liat antriannya! Entah berapa counter check-in yang dibuka, ratusan orang tumplek blek di depannya. Tidak terlihat mana ujung di mana antrian dimulai. Epic banget lah!! Kami bertiga cuma bisa ketawa ngakak sambil ga percaya kok bandara gini gini amat yak.. :))

antrian-Citilink

Antrian Check-In Citilink, hebring!! xD

Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 sementara penerbangan Jakarta – Padang jam 07.35. Untunglah koneksi sistem di komputer self check-in Citilink sudah aktif kembali, padahal beberapa saat sebelumnya kami sudah mencoba tapi sistem error :hammer: Berkat self check-in tersebut kami pun terbebas dari antrian ga jelas begitu. 😀 Singkat cerita *thank God* perjalanan berangkat berjalan lancar. Masuk pesawat ontime, tapi pesawat baru bisa berangkat jam 8 kurang dikit karena antri di runway.

Jakarta – Padang – Bukittinggi

Kota-Padang-dari-atas

Pemandangan Kota Padang dari Jendela Pesawat, Foto : Rizka

Perjalanan Jakarta – Padang ditempuh dalam waktu 1,5 jam’an. Sampai Bandara International Minangkabau (BIM), Padang sekitar jam setengah 10an. Begitu keluar bandara, mampir ke CFC dulu buat minum-minum bentar sambil merencanakan mau ke mana naik apa. :)) *harap maklum, itin masih jauh dari setengah matang* Akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke Bukittinggi saja, dan menggunakan travel untuk menuju ke Bukittinggi, dengan harga 45ribu / orang.

Warning : persaingan antara calo taxi, petugas Damri dan agent travel memperebutkan penumpang sangat-sangat-sangat ketat di sini. Saat saya sedang berada di tengah proses nego dan tanya-tanya ke petugas Damri, saya dikerubungin sambil menawarkan harga dan mengutarakan argumennya masing-masing. Rameee… Ada kali ya 5 orang ngerubungin begitu. Antara males nanggapin dan geli juga.. hahaha… :))

Si bapak calo travel tersebut “sukses menipu” sih. Awalnya dibilang travel yang akan kami tumpangi langsung ke Bukittinggi tapi ternyata sama aja harus ke Padang kota dulu ambil penumpang di sebuah hotel. :nohope: Si abang driver juga ga bisa disalahin karena dia ga tau apa-apa. Akhirnya jalan lah kita ke Padang kota untuk jemput penumpang lain di hotel dan baru bisa bener-bener berangkat ke Bukittinggi sekitar jam 12an siang. Overall perjalanan berjalan cukup lancar meskipun di tengah perjalanan kadang macet-macet dikit. 🙂

everything happens for a reason… 🙂 pada waktu kami berhenti di sebuah hotel di kota Padang, untuk menunggu penumpang lain, kami bertiga di tinggal sendirian di dalam mobil sementara si abang driver menunggu di luar mobil. Karena waktu menunggu yang sudah lumayan lama, sempet merasa kurang sabar dan saya memutuskan keluar mobil mau nanya ke driver apa maksud semua ini… *halah* Gara-gara terjadi obrolan singkat tersebut akhirnya terjadi deal kalau kami akan menggunakan jasa si abang driver carter mobil untuk muter seharian trip kami di hari kedua. Biayanya 300ribu IDR / hari untuk mobil + jasa driver, belum termasuk BBM. Si abang driver ini sih meng-klaim kalo biaya sewanya lebih murah daripada kalau kita sewa resmi melalui rental mobil. 😀 – kalau ada yg mau tanya kontaknya, PM aja ya… 🙂

Kami pun sampai dan di-drop di depan Jam Gadang jam 2 siang. Awalnya kami sudah ditanya di Bukittinggi mau turun di mana, karena ga tau apa-apa dan gimana-gimananya Bukittinggi, kami cuma bisa menjawab “Jam Gadang!” :)) Begitu turun langsung berasa “krikkk” banget. Kami turun tepat di depan Jam Gadang yang ternyata berupa semacam taman kota lengkap dengan banyak pedagang, badut-badut, dan masyarakat lokal berbaur menjadi satu. Kami yang “diturunkan” dari mobil membawa tas ransel besar (terutama saya), berasa saltum banget! hahaha.. :))

taman jam gadang bukittinggi

Jam Gadang dan Tamannya – Bukittinggi, Sumatera Barat

sekitar jam gadang bukittinggi

Yang ini suasana sekitar Jam Gadang dan Tamannya – Bukittinggi, Sumatera Barat

makanan padang

masakan padang aseli Sumatera Barat ini!

Nah, karena belum isi “bensin”, kami langsung cari tempat makan dulu… dan tempat makan yang kami tuju adalah rumah makan padang! *ya iya lah, apa lagi* :)) Kami mampir di Restoran Simpang Raya, Bukittinggi, yang letaknya tepat di seberang Jam Gadang. Makan bertiga di sini, kami habis sekitar 62,000 IDR. Setelah urusan perut selesai, berdasar info si abang driver plus info-info di internet, kami cari-cari penginapan di sekitar jalan Ahmad Yani, daerah yg cukup banyak penginapan di kanan kirinya.

Hotel Tigo Balai, Bukittinggi

Kami memutuskan nginep di Tigo Balai hotel, harga 200rb / kamar isi 2 bed. Kami memutuskan ambil 2 kamar. Awalnya ditawarin juga yang 1 kamar isi 3 bed. Waktu kami tanya apakah boleh di-isi campur cowo-cewe, si bapak hotel bilang silakan aja, meskipun harusnya ga boleh. Dan ujung-ujungnya dia bilang kalau misal nanti ada pemeriksaan tiba-tiba dia juga gak tau. :hammer: Udahlah, iklas nambah duit 100 ribuan lah daripada ntar tau-tau masuk koran lokal begitu kan ga lucu! :)) :))

di depan hotel tigo balai

Hotel Tigo Balai and Me *halah* – Bukittinggi

hotel tigo balai

Kamar tidur dan Lorong lt. 2 Hotel Tigo Balai – Bukittinggi, Sumatera Barat

jalan ahmad yani bukittinggi

Jalan Ahmad Yani, Bukittinggi, Sumatera Barat

Harga 200 ribu / kamar / malam (2 bed), cuma harga kamar doang tanpa ada plus-plus lain seperti sarapan atau juga fasilitas hotel lainnya (kipas aja ga ada 😀 ). Lokasinya sendiri berada di Jalan Ahmad Yani, Bukittinggi. Kira-kira berjalan kaki berjarak 10 menitan dari Jam Gadang, 15-20 menitan dari Ngarai Sianok. Kalau malam hari, sepanjang jalan di depan hotel ini isinya warung tenda jualan makanan macem-macem.
Rekomended? Biasa aja buat saya… yang penting bisa buat naruh barang, ngecharge plus mandi dan tidur. 🙂

Part 2 : Main ke Ngarai Sianok, Bukittinggi!